Another Beautiful Goodbye

Rulyrose.com | Hi, dear! Di pertengahan tahun ini akhirnya aku harus kembali mengucapkan perpisahan. Emang kapan memulainya? Ko tiba-tiba perpisahan? Hehe. Oke, aku cerita dulu sebentar kronologi awalnya. Jadi di pertengahan tahun 2024 salah satu teman kuliahku tiba-tiba menghubungiku, dan dia menawarkan untuk bergabung sebagai guru Bahasa Inggris di tempat dia mengajar saat itu. Wah, setelah hampir satu setengah tahun aku menjadi full-time housewife, rasanya memang lumayan rindu dengan mengajar. Akupun mencoba untuk berdiskusi dengan suami, dan respon beliau ternyata positif. Alhamdulillah. Long story short, setelah mendapat izin bekerja, menyesuaikan jadwal mengajar dan juga support system akhirnya aku terima tawaran itu.

The Beginning

Hari pertama setelah lulus interview, aku langsung berkenalan dengan semua warga sekolah dan akupun bertemu dengan guru Bahasa Inggris lain yang ternyata adik tingkatku saat kuliah. Berkenalan, berbagi pengalaman dan juga menyusun strategi agar pembelajaran bisa berjalan dengan berkesinambungan. Jadwal mengajar final akhirnya keluar dan aku mendapatkan jam mengajar di kelas atas yang berjumlah 9 kelas. Iya, aku mengajar di Sekolah Dasar.

New Environment

Banyak sekali adaptasi yang harus aku lakukan selama mengajar di sekolah dasar itu. Mulai dari bahasa pengantar yang digunakan untuk berkomunikasi dengan antar guru yang mayoritas adalah Bahasa Sunda yang kurang familiar untukku, sampai perbedaan gaya mengajar yang cukup signifikan. Let alone tentang fasilitas yang tersedia di sekolah. 

Teacher Life

Menghadapi anak-anak yang beragam ternyata bisa mengembangkan teaching skills yang aku miliki. Aku bisa explore banyak hal, mencoba berbagai metode mengajar yang belum pernah aku lakukan saat mengajar di SMK dulu, salah satunya adalah bernyanyi. Awalnya, aku cukup kewalahan dengan bagaimana aku harus menyampaikan materi, mungkin karena sebelumnya lingkungan kerjaku sudah digitalisasi, sekarang kreativitasku benar-benar diuji. Tapi ternayta, at some point, mengajar dengan media manual bisa sangat menyenangkan.

The Students

Semasa mengajar di SMK, aku tidak terlalu banyak berinteraksi dengan para siswa terutama dengan siswa yang ada di jurusan berbeda dengan kelasku mengajar. Namun di SD ini. aku benar-benar menjadi sosok berbeda. Meski sama-sama soft spoken teacher (gitu kata anak-anak), tapi aku menjadi guru yang lumayan bawel. Pengalaman sembilan tahun mengajar di SMK ternyata jadi 0 saat aku berada di tengah-tengah anak SD. Kehabisan suara, marah di kelas, menjadi pemandangan yang biasa aku hadapi. Tapi, dibalik semua tantangan yang aku hadapi, selalu terobati dengan perhatian tulus dari anak-anak itu.

 

Final Decision

Aku sangan menikmati warna-warni fase kehidupan yang aku alami semasa mengajar, tapi akhirnya, keseruan itu harus aku akhiri. Seiring waktu berjalan, ternyata ada perubahan yang terjadi dengan anakku yang kedua. Setiap kali aku berangkat kerja, dia selalu menunjukan tantrum yang makin lama makin hebat. Mungkin karena dari awal lahir, aku menjadi satu-satunya sosok yang menemaninya sehingga proses adaptasi menerima sosok barunya cukup lama. Sampai akhirnya, aku memutuskan untuk kembali fokus menemani tumbuh kembang anakku.

Memutuskan untuk mengakhiri pekerjaan kali ini ternyata lebih berat dibandingkan dengan keputusan resign sebelumnya. Mungkin karena aku masih sangat menikmati proses belajar dan ingin eksporasi lebih jauh lagi. Iya, rasa penasaran itu masih berapi-api. 

***

Meski hanya satu tahun, kesempatan mengajar di SD Negeri Cipagalo 3 ini menjadi pengalaman yang benar-benar berkesan baik untukku. Berbagai drama yang terjadi selama mengajar, menjadikan hariku penuh warna dan memberi semangat baru untuk selalu bertumbuh.

Terimakasih atas kesempatan dan segala kebaikan yang sudah diberikan. Semoga keluarga besar SD Negeri Cipagalo 3 selalu diberikan keberkahan dan dikelilingi kebaikan selalu. Sampai berjumpa di lain kesempatan.

With love,

Rulyrose.