Rulyrose.com - Hi Dear! Ternyata sudah hampir enam bulan berlalu sejak tulisan terkahir aku tayang. Apa kabar? Semoga temen-temen selalu dalam keadaan sehat ya, meski terpaan batuk pilek dan demam sedang marak terjadi. Di penghujung bulan Oktober ini, aku ingin berbagi sedikit kebahagiaan nih. Oktober ini menjadi sangat istimewa dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, selain karena ini adalah bulan dimana aku menikah enam tahun lalu, di bulan ini juga aku kembali mengalami deg-degan nya menghitung hari perkiraan lahir. Yes, I'm pregnant.
Memasuki minggu ke 35 memang membuat perasaan ini campur aduk, seneng banget karena sebentar lagi akan bertemu dengan si kecil dan dibumbui sedikit rasa khawatir tentang kira-kira nanti bisa lahiran normal ga ya? Long story short, awal tahun ini aku sempat mengalami keguguran dan harus menjalani operasi, jadi sedikit agak parno kalau harus masuk ruang OP lagi. Hehehe. Semoga Allah lancarkan segara ikhtiar yang sedang aku usahakan ini, aamiin YRA.
Kenangan OP pertama (dan terakhir, aamiin) |
Dalam mempersiapkan kehamilan anak kedua ini, jujur memakan waktu yang cukup panjang dari target awal. "loh emang kehamilan nya diprogram ya?" Iya, tentu dong. Jauh hari sebelum menikah, aku sudah berangan kelak ingin dikaruniai tiga orang anak. Saat anak pertama lahir, akupun mulai merencanakan waktu terbaik untuk memiliki anak kedua dan juga ketiga. Minimal punya planning dulu, masalah terealisasi atau tidak nya, kita serahkan sama Allah SWT. Nah, apa aja sih persiapan yang aku lakukan sambil menunggu kehadiran sang buah hati? Keep on reading ya, dear.
1. Berdamai dengan diri
Ini adalah poin utama yang ada di to-do list aku. Saat mendengar kutipan yang mengatakan "Dibalik keluarga yang bahagia, ada seorang ibu yang bahagia juga" aku jadi memikirkan apa sih maksudnya? Nah untuk berdamai dengan diri sendiri dan menjadi ibu yang bahagia ini aku akhirnya mengikuti kelas Bengkel Diri di akhir tahun 2019 silam. Ini merupakan online course yang diselenggarakan oleh Ummu Balqis yang mengupas tentang bagaimana menjadi pribadi yang lebih baik dari berbagai aspek, mulai dari keagamaan, fitrah, karir maupun sosial. Ada dua tahap pengembangan diri di kelas ini, sayangnya sampai saat ini aku baru berkesempatan untuk mengikuti tahap pertama. Alhamdulillah aku mendapatkan banyak insight a.k.a PR (pekerjaan rumah) untuk bermuhasabah dan berprogres untuk jadi pribadi yang lebih baik lagi. Intinya semua harus diawali dengan niat yang lurus, niat untuk beribadah kepada Allah SWT.. Semoga Allah mudahkan segala ikhtiar kita ya, dear.
2. Update & upgrade Ilmu Parenting
Ini adalah poin penting lainnya yang ada di to-do list aku, setelah mendapatkan petuah untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, sekarang waktunya membekali ilmu untuk diaplikasikan dalam keluargaku. Kali ini, aku mengikuti online course lainnya yang diselenggarakan oleh Ibu Septy Peni, yaitu Institut Ibu Profesional. Disini ada banyak sekali tahapan yang harus dilalui, dan aku baru sampai di tahap Bunda Sayang. Proses perkuliahan online ini jujur tidak mudah, karena aku benar-benar dilatih untuk bisa mengatur diri, waktu dan emosi dalam menjalani multi-peran. Bagaimana seorang ibu harus kuat, kreatif dan tentunya tetap bahagia dalam melatih anak untuk bisa mandiri.
Melatih anak mandiri benar-benar bukan hal yang mudah untuk aku lalui, banyak pertentangan batin yang aku rasakan. Antara anak harus bisa dan kasian. Disaat aku mulai ragu, alhamdulillah banyak sekali teman-teman yang support agar bisa melewati tantangan ini. Terseok-seok dalam perjalanan sudah pasti aku lalui, dan alhamdulilah, akhirnya aku bisa memetik rasa manis akan perjuanganku kala itu. Proses upgrade ini tentunya tidak berhenti sampai perkuliahan berakhir, namun harus jalan terus sampai kita tutup usia. Semangat ya para ibu pembelajar.
3. Persiapkan fisik
Selain persiapan mental yang matang, kali ini aku mencoba untuk mempersiapkan diri dari segi fisik. Aku masih belum bisa defisit berat badan sejak kelahiran anak pertama. Masih tersisa kurang lebih enam kilo bobot pasca lahiran yang masih betah menemaniku. Berbagai cara sempat aku lakukan supaya bisa back-in-shape, mulai dari zumba, aerobic dan yoga. Sampai sempat cedera dan akhirnya stop olah raga. Sempat juga eksperimen berbagai macam jenis diet, yang akhirnya membuat berat badan tambah naik bukannya turun.
Waktu itu mungkin ilmunya masih sangat kurang, jadi proses penurunan berat badan cuma berhasil 3 kilo aja. Akhirnya, aku belajar lagi dan lagi. Gimana caranya untuk bisa hidup sehat dan bonusnya langsing. Eh. Itu mungkin salah satu trigger aku saat memutuskan untuk menjalani pola makan sehat, dan olahraga meski tipis-tipis. Jadi badan bisa tetep sehat, bugar saat membersamai keluarga kecil ini bertumbuh.
4. Komunikasi sehat
Selama masa kehamilan, banyak hal tidak terduga bisa terjadi. Contohnya perubahan hormon yang membuat calon ibu menjadi lemas dan tidak bisa beraktifitas normal. Berbagai kemungkinan yang biasa terjadi pada masa kehamilan harus dibicarakan dengan pasangan agar tidak terjadi kesalahpahaman. Poin ini salah satu pelajaran yang aku ambil dari masa-masa hamil pertama dulu, dimana aku jadi super duper sensitif dan gampang nangis, padahal aslinya sih strong. Hehe
Selain itu hal yang harus dikomunikasikan adalah pola asuh yang akan dijalankan kelak. Dalam hal ini, evaluasi pola asuh yang sedang berjalan penting untuk dibahas. Mengambil poin penting yang masih jadi tujuan, dan merevisi pola yang sudah tidak sesuai. Intinya saling terbuka dengan pasangan agar saat menghadapi sebuah kondisi, kita tau harus bagaimana dan saing membantu satu sama lain. Pokonya semua hal harus dikomunikasikan dengan matang ya dear, sebagai salah satu upaya kita untuk menciptakan lingkungan sehat bagi anak-anak kita kelak.
5. Budgeting
Last but not least, hal ini ga kalah penting ya dear. Bukan nya kita ga percaya kalau rejeki itu sudah Allah atur sedemikian rupa, tapi lebih baik kita maksimalkan ikhtiar dalam mempersiapkannya. Apa saja sih biaya yang harus dikeluarkan?
Survey biaya persalinan baik normal maupun sectio, kamar rawat inap, imunisasi, biaya kontrol kehamilan plus biaya beli perintilan kebutuhan sikecil yang lucu-lucu. Biasanya suka bocor halus dibagian ini nih. Makannya perencanaan pembiayaan harus dioptimalkan, dibantu dengan pola hidup sederhana yang benar-benar mendahulukan kebutuhan diatas keinginan.
Jangan sampai momen bahagia kita jadi terganggu dengan ketidaksiapan kita. Jangan lupa, berdo'a yang kenceng supaya segala ikhtiar kita diridhoi dan dilancarkan.
***
Nah itu dia persiapan yang aku lakukan saat memutuskan untuk memiliki anak kedua, prosesnya cukup panjang dan juga penuh dengan warna. Sebetulnya aku merencanakan kehamilan kedua itu terjadi di tahun 2020, namun qodarullah saat itu sedang pandemi dan akhirnya rencana itupun secara tidak langsung tertunda untuk sesaat. Allah memang Maha Mengetahui apa yang baik untuk hambanya. ^^
Sekian sharing singkat aku terkait kehamilan kedua eh ketigaku ini, sampai bertemu dicerita berikutnya ya. Semoga apa yang aku sampaikan melalui tulisan ini bermanfaat untuk kalian dear. Do'akan semoga proses persalinanku diberikan kemudahan ya, dear. Aamiin YRA.
With Love,
Rulyrose
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank you so much for stopping by and leave a message ❤️